Jumat, 03 September 2010

ALLAH MAHA MENGETAHUI

SEBELUM AKU BERKATA ENGKAU TELAH MENDENGAR APA YANG AKAN AKU KATAKAN ENGKAU TELAH TAHU ENGKAU AKAN LEBIH MEMAHAMI APA YANG AKU KATAKAN JANGANKAN AKU YANG HANYA SATU SEISI BUMIPUN ENGKAU TAHU BEGITU BESAR ALAM RAYA INI KECIL BAGI PENCIPTANYA BEGITU LUAS HAMPARAN JAGAT RAYA TAK SELUAS KEKUASAANNYA APA YANG TERSEDIA DI SURGA APA YANG TERSEDIA DI NERAKA TAK LEPAS DARI PENGLIHATANNYA BESAR BAGIKU BAGINYA TAK SEBERAPA TERSEMBUNYI BAGIKU BAGINYA NAMPAK JELAS ENGKAULAH MAHA SEGALANYA

Kamis, 19 Agustus 2010

tak pernah mengerti

sungguh aku manusia sejati namun tak pernah jadi manusia sejati karena aku ada di gunung namun tak seperti di gunung aku di lautpun tak pernah seperti di laut apakah aku ini manusia sejati? yang lain berjalan akupun berjalan namun ... jalanku ada dimana ? dengan tujuan apa ? apa yang kudapat tak seperti apa yang di dapat orang lain tak pernah aku mengerti apakah maksud semua ini malam datang , aku tidur waktu aku sudah tdk bisa melihat lagi siang menjelang ,saat aku mendengar panggilan sujud malam siang malam siang turus bergulir samapi pada saat aku terdiam bertasbih menghadapNYA namaun aku bertanya mengapa tetap seperti ini? pernah aku coba siang kujadikan malam ternyata aku tidak bisa malampun aku coba jadikan siang itupun tak bisa

Jumat, 06 Agustus 2010

SASIRANGAN

A. Latar belakang kain sasirangan. Zaman dulu ,kain sasirangan masih bernama kain Pamintan. Istilah dari parmintaan(permintaan),maksudnya selembar kain putih yang diberi warna dengan motif tertentu atas permintaan seseorang yang berobat kepada seseorang pengrajin kain pamintan dengan harapan penyakitnya cepat sembuh dan dilindungi dari gangguan gangguan alam sebelah. Kain Pamintan ini berfungsi sebagai sarana pengobatan alternative yang bersifat non medis dan digunakan secara berkala atas petunjuk seseorang yang dianggap bisa “batatamba” ( pengobatan ). Adanya kain pamintan yang diperkirakan dikenal di Kalimantan Selatan sejak sekitar abad ke XVI.Tidak semua orang bisa menjadi pengrajin kain pamintan karena bersifat keturunan sehingga tidak mudah menularkan ketrampilan ini pada sembarang orang.Dalam pembuatan kain pamintan juga harus mengadakan upacara selamatan sesajian berupa kue khas banjar seperti nasi habang,kukulih dengan air gula habang,pisang mahuli,kopi manis,kopi pahit ,perapian dupa yang berbau harum, setelah dibacakan do’a selamat , sesajian dan kue-kue bisa dimakan bersama, kemudian dimulailah merancang pengolahan kain pamintan. Perkembangan zaman sangat berpengaruh sekali ,dengan kemajuan sarana dan prasarana pendidikan dan kesehatan serta agama, merubah pola pikir masyarakat banjar untuk tidak berobat pakai kain pamintan.Pengrajin kemudian berfungsi ganda yaitu menentukan terapi penyakit, sekaligus sebagai pengrajin pembuat kain pamintan. Kain khas banjar sekarang lebih dikenal dengan istilah “Kain Sasirangan” yang diupayakan pelestariaannya dalam bidang budaya , bahkan merambah kebidang bisnis.hal ini tak lepas dari pemerintah dan pemegang modal sebagai mitra wira usaha para pengrajin,sehingga bermunculan pengusaha pengrajin kain sasirangan di Banjarmasin dan martapura sebagai industry rumah tangga. B. SARANA DAN PERALATAN UNTUK MEMBUAT KAIN SASIRANGAN Proses pembuatan kain sasirangan memerlukan peralatan sebagai berikut ; 1. Meja tulis untuk tempat melukis motif dengan ukuran 100 cm x 60 cm. 2. Gunting ,untuk memotong kain sasirangan 3. Pensil ataupun crayon 4. Jarum tangan 5. Benang warna putih yang kuat. 6. Bubuk pewarna, merah, hijau, hitam, kuning, biru, jingga, merah muda, hijau muda, biru muda dan lain-lain 7. Sarung tangan karet yang panjang sampai ke siku si pengrajin.alat ini diperlukan pada saat pekerjaan member i warna dalam proses pewarnaan kain yang telah dijelujur /dijahit motifnya atau gambarnya 8. Sabun biasa yang dipergunakan untuk mencuci tangan setelah mewarnai kain. 9. Baskom plastic beberapa buah dengan ukuran garis tengah 40 cm.Baskom sebagai tempat cairan zat pewarna. Zaman dulu sebelum adanya baskom plastik dipergunakan gadur, yaitu bahan keramik dari tanah liat. 10. Wancuh atau potongan kayu dengan ukuran sekitar 20 cm x 5 x 1 , untuk keperluan mengaduk bubuk dengan air panas dalam baskom. 11. Balok rentang tempat kain yang telah selesai di beri warna . 12. Tikar Purun diperlukan beberapa lembar untuk menggelar kain yang telah diberi warna dan untuk melepas benang benang jahitan 13. Tempat gantungan yang terdiri dari kawat atau tali plastik untuk dadaian atau lalaran atau menjemur kain yang selesai diwarna dan dilepas benang-benangnya. 14. Setrika untuk merapikan kain sasirangan supaya tidak kusut. C. PROSES PEMBUATAN KAIN SASIRANGAN Pembuatan kain sasirangan pada dasarnya tidak sulit namun juga harus memiliki kemampuan jiwa seni, dan trampil serta kesungguhan, ketelitian dan kecermatan untuk menghasilkan selembar kain sasirangan yang bermtu dan sempurna.Sesuatu yang harus perlu diingat adalah runtutan proses pembuatan kain sasirangan harus diketahui oleh para pengrajin sebab jika tidak memenuhi runtutan yang telah biasa dilakukan maka hasil dari kain sasirangan kuran baik dan kurang maksimal. Runtutan pembuatan kain sasirangan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Melukis atau menggambar. Seperti halnya kain kain Batik lainnya yang ada di Jawa Barat,Jawa Tengah, Jawa Timur ,Sumatra, Sulawesi,Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, sasirangan yang berkembang di Kalimantan Selatan ini Khususnya di Banjarbaru dan Martapura, mula-mula kain yang akan dijadikan kain sasirangan di lukis dengan motif yang diinginkan oleh pengrajin sesuai dengan pengalaman ketrampilan atau motif-motif baru yang telah berkembang sesui dengan kemajuan kain sasirangan.Kain yang telalah siap di beri motif dengan ukuran bervariasi sesuai pesanan dan keinginan ( 2 meter atau 3 meter ).Ada dua cara melukis atau member I motif yaitu; a. Melukis dengan langsung dan bebas sesuai dengan lukisan yang diingankan. b. Melukis dengan menggunakan pola yang telah tersedia , motif-motifnya maupun pewarnaannya, disini terlihat bahwa tidak perlu lagi kreasi karena terikat pada pola yang telah ada.Tujuannya adalah untuk menghasilkan kain sasirangan yang seragam motifnya dan lebih banyak jumlah. 2. Menjahit atau menjelujur. Proses berikutnya setelah melukis adalah menjahit, dengan cara mengikuti motif yang telah digambarkan.Terkadang jahitannya hanya ikatan benang-benang yang dililitkan pada kain.Setelah selesai dijahit ataupun dililitkan kemudian benang tersebut ditarik kuat-kuat sampai kain mengkerut. 3. Memberi Warna Ember yang telah disediakan ditaburi bubuk warna . Bubuk warna tersebut dicampurkan dengan air sampai merata, kemudian mencelupkan kain yang telah dijahit dan jangan lupa tangan harus memakai sarung tangan dari karet sampai kesiku-siku.Dalam proses mencelupkan , harus diaduk bolak balik,diremas beulang-ulang sampai merata, biasanya mencelup dan membolak-balik memerlukan waktu minimal 10 menit, inipun tergantung banyaknya kain yang dicelupkan, semakin banyak yang dicelupkan semakin lama waktu yang diperlukan untuk meratakan pemberian warna tersebut.Selesai memberi warna , kain diangkat di tempatkan pada balok rentang guna ditiriskan ,namun tidak dijemur langsung kena sinar matahari kurang lebih 30 menit. Pewarnaan atau perendaman bisa dilakukan berkali kali sesuai dengan jumlah warna pada motif, apabila warna motif ada 3 maka proses perendaman atau pewarnaan tiga kali dan tiga kali pentiisan. 4. Melepas Benang. Proses perendaman seslesai dan kain sudah kering, maka proses selanjutnya melepaskan jahitan-jahitan atau ikatan-ikatan di atas tikar purun yang digelar dan akan tampaklah hasilnya.bila ada hasil warna yang kuran sempurna maka dilakukan pewarnaan ulang pada hasil pewarnaan yang kurang sempurna tersebut dengan hati -hati , atau meberi warna tambahan lain yang pekerjaan ini dinamakan mencacak, yaitu dengan menggunakan kapas yang diikatkan pada sebatang bilah seperti pensil. 5. Pengawetan Warna Setelah benang dilepas dan hasilnya sempurna maka proses berikutnya adalah pencelupan ke dalam larutan pengawet warna selama beberapa menit,maksudnya supaya warna tidak cepat kusam dan berkualitas lebih baik.Kemudian ditiriskan sampai setengah kering. 6. Dicuci Kain yang setengah kering tersebut kemudian dicuci dengan maksud supaya warna dari pewarnaan terlihat lebih bersih,kemudian dikeringkan lagi ditempat yang teduh yang sinar matahari tidak langsung. 7. Disetrika Apabila kain benar-benar sudah kering kemudian disetrika agar kain lebih rapi dan licin . Maka selesailah proses pembuatan kain sasirangan khas Banjarmasin Kalimantan Selatan . D. KAIN SASIRANGAN MEMPUNYAI MASA DEPAN. Aspek budaya daerah yang berkenaan dengan busana khas daerah ,masing-masing daerah memiliki nilai budaya dan keragaman kultur. Dan tiap-tiap kultur daerah yang khas akan membanggakan daerah tersebut,hal ini misalnya kain sasirangan akan memberikan kontribusi pada daerah pada umumnya Banjarmasin. Memang kain sasirangan perkembangannya tidak seperti Batik Jawa atau batik-batik lainnya yang usahanya lebih maju, modal besar,promosi sudah sampai keluar negeri bahkan factor dukungan dari pihak yang terkait sangat berperan aktif untuk memajukan cirri khas budaya daerahnya. Dengan kondisi yang ada inilah maka kain sasirangan akan mendapat tantangan dan berhadapan dengan berbagai masalah di masa depan. Harapan besar kain sasirangan tentulah dapat besaing sama dengan produk budaya khas lainnya dan berharap pada kebijakan pemerintah untuk menggalakkan dan memberi warna pada aspek ekonomi dan budaya, serta pada masyarakat Banjar ,cintailah produk asli yang merupakan ciri khas Banjar agar dapat mendarah daging dan meng-akar pinang di hati masyarakat Banjar. Dapat digambarkan bahwa kain sasirangan di masa depan akan menghadapi masalah kualitas dan kwantitas; di daerah lain kualitas bahan dan warna sudah lebih mapan dibandingkan dengan kain sasirangan,bahkan kwantitas motif batik daerah lain sudah banyak sedang di daerah banjar kain sasirangan masin monoton pada motif-motif yang ada , untuk itu perlu kreasi- kreasi baru untuk menyaingi aspek mutu dan aspek banyaknya motif ini. mutu dari bahan baku yang akan di buat (kain sasirangan ) juga perlu diperhatikan, serta proses pembuatan kain sasirangan harus lebih baik, artinya bahwa para pengrajin setidaknya memiliki bekal kemampuan yang lebih tinggi( Pendidikan,Pengalaman dan sebagai administrator ), dalam hal ini juga pemasaran tidak hanya di daerah namun harus popular di daerah lain secara nasional bahkan pemasaran internasional. Permasalahan di atas perlu diselesaikan dengan bijak dan cermat namun itu tidak semudah membalikkan kedua telapak tangan,namun semua maslah pasti bisa diatasi selagi ada kemauan dari berbagai pihak untuk menyelesaikannya. 1. Pemerintah daerah hendaklah memberi warna kebijakan yang memihak kepada para pengrajin sehingga akan meningkatkan taraf ekonomi dan menambah devisa Negara. 2. Pemerintah bersama-sama Masyarakat harus mencintai ,melestarikan, serta meneruskan dan menurunkan kepada para pemuda pemudi penerus bangsa bahwa kain sasirangan merupakan ciri khas budaya Banjar atau local genius yang perlu dilestarikan peninggalan budaya ini. 3. Jangan lupa mencintai, melestarikan serta meneruskan tersebut harus dibaringi dengan perbuatan yaitu memakai kain sasirangan di hari-hari tertentu,missal di hari pernikahan,acara adat istiadat , hari-hari bekerja, hari sekolah paling tidak dua hari sekolah ataupun kerja,bahkan wakil - wakil ,duta-duta dari Kalimantan selatan yang berkiprah di Nasional maupun Internasional . 4. Pemerintah bersama lembaga terkait lainya sebagai mitra usaha memberi bantuan modal dalam bentuk kredit lunak dengan kemudahan-kemudahan bagi pengrajin agar memperbesar usaha produksi. 5. Motif baru, dan kreasi baru, penemuan baru diharapkan tidak mengarah pada mekanisme indutri yang akan menghilangkan cirri khas tradisional daerah Banjar. LAMPIRAN-LAMPIRAN. PROSES PELEPASAN BENANG-BENANG ( Gambar 1. )

Rabu, 07 Juli 2010

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Anak

Prestasi belajar di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan umum kita yang diukur oleh IQ, IQ yang tinggi meramalkan sukses terhadap prestasi belajar. Namun IQ yang tinggi ternyata tidak menjamin sukses di masyarakat Dalam rangka Seminar Sehari tentang Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar Anak dan Kurikulum Berbasis Komputensi di Sekolah Dasar 1. Pengaruh Pendidikan dan Pembelajaran Unggul Seorang secara genetis telah lahir dengan suatu organisme yang disebut inteligensi yang bersumber dari otaknya. Struktur otak telah ditentukan secara genetis, namun berfungsinya otak tersebut menjadi kemampuan umum yang disebut inteligensi, sangat dipengaruhi oleh interaksi dengan lingkungannya (Semiawan, C, 1997).Pada kala bayi lahir ia telah dimodali 100 - 200 milyar sel otak dan siap memproseskan beberapa trilyun informasi. Cara pengelolaan inteligensi sangat mempengaruhi kualitas manusianya, tetapi sayang perlakuan lingkungan dalam caranya tidak selalu menguntungkan perkembangan inteligensi yang berpangaruh terhadap kepribadian dan kualitas kehidupan manusia. Ternyata dari berbagai penelitian bahwa pada umumnya hanya kurang lebih 5% neuron otak berfungsi penuh (Clark, 1986). Lingkungan pendidikan dan berbagai pusat pelatihan serta tempat kerja kita kini juga dipengaruhi oleh lingkungan global yang merupakan berbagai pengaruh eksternal dalam dinamika berbagai aspek kehidupan di dunia, Lingkungan global yang mengadung pengertian tereksposnya kita oleh kehidupan komunitas global menuntut adaptasi masyarakat kita pada kondisi global dan pada gilirannya menuntut adaptasi individu untuk bisa bertahan di masyarakat di mana ia hidup. Interface antar berbagai stimulus lingkungan melalui interaksi untuk mewujudkan aktualitasasi diri individu secara optimal dalam masyarakat di mana ia hidup dan juga aktualisasi daerah pada masyarakat yang lebih luas, nasional maupun global, inilah yang harus menjadi perhatian pengelola ataupun atasan atas perlakuan subjek SDM, dalam hal kita, para guru dalam perlakuannya terhadap peserta didik. Interaksi yang terjadi dalam prilaku anak-anak kita. Namun secara reciprocal (timbal balik) perlakuan yang diterjadikan adalah cermin kehidupan masyarakat di mana ia hidup. Menghadapi era global di masa yang akan datang, diharapkan kesadaran tentang reformasi pendidikan memenuhi kondisi masa depan yang dipersyaratkan (necessary condition to be fullfield). Kurun waktu milenium ke 3 dari proses kehidupan manusia sudah berjalan, dan abad ke-21 serta abad ke-22 ini bukan saja merupakan abad-abad baru, melainkan juga peradaban baru. Hal ini dikarenakan betapapun mengalami krisis moneter, Indonesia akan terkena juga oleh restrukturisasi global dunia yang sedang berlangsung. Restrukturisasi dunia, yang terutama ditandai oleh berbagai perubahan dalam bidang ekonomi, sosial, politik dan aspek kehidupan lain, mempengaruhi setiap insan manusia, laki, perempuan, anak di negara berkembang maupun di negara maju, tidak terkecuali negara Indonesia, dan terutama berdampak terhadap orientasi pendidikan. 2. Perkembangan dan Pengukuran Otak Sebagaimana tadi dikatakan, maka cara penggunaan sistem kompleks dari proses pengelolaan otak ini sebenarnya sangat menentukan inteligensi maupun kepribadian dan kualitas kehidupan yang dialami seorang manusia, serta kualitas manusia itu sendiri. Untuk meningkatkan kecerdasan anak maka produksi sel neuroglial, yaitu sel khusus yang mengelilingi sel neuron yang merupakan unit dasar otak, dapat ditingkatkan melalui berbagai stimulus yang menambah aktivitas antara sel neuron (synaptic activity), dan memungkinkan akselerasi proses berfikir(Thompsn, Berger, dan Berry, 1980 dalam Clark, 1986). Dengan demikian inteligensi manusia dapat ditingkatkan, meskipun dalam batas-batas tipe inteligensinya. Secara biokimia neuron-neuron tersebut menjadi lebih kaya dengan memungkinkan berkembangnya pola pikir kompleks. Juga banyak digunakan berkembangnya aktivitas "Prefrontal cortex" otak, sehingga terjadi perencanaan masa depan, berfikir berdasarkan pemahaman dan pengalaman intuitif, Prefrontal cortex yang terutama tumbuh pada ketika anak berumur duabelas sampai enambelas tahun mencakup juga kemampuan melihat perubahan pola ekstrapolasi kecendrungan hari ini ke masa depan; regulasi diri serta strategi "biofeedback" dan meditasi; berfikir sistem analisis;yang merupakan aspek-aspek bentuk tertinggi kreativitas serta memiliki kepekaan sosial, emosional maupun rasional (Goodman, 1978, dalam Clark, 1986). Sifat-sifat manusia ini banyak terkait dengan sifat-sifat inisiatif dan dorongan mencapai kemandirian dan keunggulan. Otak dewasa manusia tidak lebih dari 1,5 kg, namun otak tersebut adalah pusat berfikir, perilaku serta emosi manusia mencerminkan seluruh dirinya (selfhood), kebudayaan, kejiwaan serta bahasa dan ingatannya. Descartes pusat kesadaran orang, ibarat saisnya, sedangkan badan manusia adalah kudanya. Meskipun kemudian ternyata, bahwa perilaku manusia juga dipengaruhi oleh ketidaksadarannya (freud dalam Zohar, 2000:39), kesadaran manusia yang oleh Freud disebut rasionya merupakan kemampuan umum yang mengontrol seluruh perilaku manusia. Berbagai penelitian kemudian membuktikan bahwa kemampuan rasional tersebut biasa diukur dengan IQ (Intelligence Quetient). Meskipun kini terbukti bahwa orang memiliki lebih dari satu inteligensi menurut teori Gardner ada 8 (teori Multiple Intelligence), ukuran yang disebut IQ mengukur kemampuan umum yang bersifat tunggal masih sering dipakai untuk menandai kemampuan intelektual dan prestasi belajar. Ternyata bahwa otak tersebut masih menyimpan berbagai kemungkinan lain. "Celebral Cortex" otak dibagi dalam dua belahan otak yang disambung oleh segumpal serabut yang disebut "corpus callosum". Belahan otak kanan menguasai belahan kiri badan, sedangkan belahan otak kiri menguasai belahan kanan badan. Respons, tugas dan fungsi belahan kiri dan kanan berbeda dalam menghayati berbagai pengalaman belajar, sebagaimana seorang mengalami realitas secara berbeda-beda dan unik. Belahan otak kiri terutama berfungsi untuk merespons terhadap hal yang sifatnya linier, logis, teratur, sedangkan yang kanan untuk mengembangkan kreativitasnya, mengamati keseluruhan secara holistik dan mengembangkan imaginasinya. Dengan demikian ada dua kemungkinan cara berfikir, yaitu cara berfikir logis, linier yang menuntut satu jawaban yang benar dan berfikir imaginatif multidimensional yang memungkinkan lebih dari satu jawaban. 3. Kecerdasan (Inteligensi) Emosional * Prestasi belajar di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan umum kita yang diukur oleh IQ, IQ yang tinggi meramalkan suskse terhadap prestasi belajar. Namun IQ yang tinggi ternyata tidak menjamin sukses di masyarakat (Segal, 1997:14). Pada permulaan tahun sembilan puluhan berbagai penelitian menunjukkan (Segal, 1997:5) bahwa diinspirasi oleh berbagai psikolog humanis seperti Maslow, Rollo May, Carl Rogers yang sangat memperhatikan segi-segi subyektif (perasaan) dalam perkembangan psikolog, eksplorasi tentang emosi telah menunjuk pada sumber-sumber emosi (Segal, 1997, Goleman, 1995). Ternyata bahwa emosi selain mengandung persaan yang dihayati seseorang, juga mengandung kemampuan mengetahui (Menyadari) tentang perasaan yang dihayati dan kemampuan bertindak terhadap perasaan itu. Bahkan pada hakekatnya emosi itu adalah impuls untuk bertindak. Goleman menyatakan bahwa selain rational mind, seorang memiliki an emotional main yang masing-masing diukur oleh IQ dan EQ dan bersumber masing-masing dari head dan heart. kedua kehidupan mental tersebut, meskipun berfungsi dengan cara-caranya sendiri, bekerjasama secara sinergis dan harmonis. * Homo sapiens yang memiliki neocortex(otak depan) yang merupakan sumber rasio, yaitu otak depan, terdiri dari pusat-pusat yang memahami dan mendudukan apa yang diamati oleh alat dria kita. Dalam evolusi tentang pengtahuan kemampuan organisma, ternyata bahwa penanjakan kehidupan manusia dalam peradaban dan kebudayaan adalah kerja neocortex yang ternyata juga menjadi sumber kemampuan seseorang untuk perencanaan dan strategi jangka panjang dalam mempertahankan hidup (Goleman, 1995:11). Perkembangan ini menjadi otak memiliki nuansa terhadap kehidupan emosional seseorang. Struktur lymbic (sumsum tulang belakang) menghidupkan perasaan tentang kesenangan dan keinginan seksual, yaitu emosi yang mewujudkan sexual passion. Namun keterkaitan sistem lymbic tersebut dengan neocortex menumbuhkan hubungan dasar ibu-anak, yang menjadi landasan untuk unit keluarga dan commitment jangka panjang untuk membesarkan anak (spesi yang tidak dimiliki organisma ini seperti binatang melata, tidak memiliki kasih sayang) dan sering membunuh dan /atau menghancurkan anaknya sendiri. Masa anak dan masa belajar panjang (long childhood) bersumber dari saling keterhubungan neuron-neuron dalam 'pabrik' otak ini. * Amygdala adalah neuron yang mewujudkan struktur keterhubungan di atas brainstem dekat dasar dari limbic ring(cincin sumsum tulang belakang antara emosi dan rasio). Amygdala adalah tempat penyimpanan memori emosi. Joseph Le Doux, neoroscientist dari Center for Neural Scince New York University menemukan peran penting amygdala dalam otak emosional. Amygdala menerima input langsung melalui alat dria dan memberikan signal kepada neocortex, namun juga dapat memberikan respons sebelum tercatat di neocortex. Jadi ada kemungkinan respons manusia sebelum ia berfikir.

Sumber : http://www.ditptksd.go.id/